Jumat, 15 Februari 2008

# oh tidak

Lagi asyik - asyik masak, si papo teriak - teriak oh tidak - oh tidak dari depan.
"kenapa sih po?"
"ibu TA ( ibunya mamo) sms"
"mang ibu bilang apa?"
"ini mamo baca sendiri"
Nduk, opo ga Za kok terne mrene wae, biar kamu bisa serius kerja, kamu kerja kan juga demi masa depan Za itu isi sms-nya. Intinya ibuku minta Za biar Di Tulungagung (TA) saja diasuh sama beliau, aku balik kerja lagi.
Hiks..hiks ya ga mungkinlah, aku ga mau pisah sehari aja ma mba Za apalagi sampe berhari - hari, lagian tujuan mamo resign kan bukan karena ibu Malang (ibunya papo) pulang tapi memang mamo ingin mengasuh mba Za dengan tangan mamo sendiri. Mengikuti perkembangan mba Za detik demi detik.
"po, klo papo gimana? boleh ga mba Za dibawa ibu ke TA . walaupun dari mamo jelas ga mau pisah ma mba Za tapi mamo kan juga harus denger pendapat papo?"
"ya jelas ga boleh dong mo, papo jadi ga semangat kerja klo ga liat senyum mba Za"
"hehehe, alhamdulilah kita sama, tapi musti jawab apa ya jadi bingung milih kata - katanya"
Aku tau ibuku minta Za ikut bersama beliau bukan semata - mata soal kerjaanku tapi mungkin beliau ga tenang klo Za diasuh sendirian disini mungkin kami dianggap terlalu muda untuk bisa mengasuh bayi sendirian tanpa dampingan orang tua karena memang di Jakarta ini kami jauh dari sanak saudara, tapi percaya dech bu pasti kami bisa berikan yang terbaik untuk Za ..klo ga belajar dari sekarang kapan kami akan menjadi dewasa.
Dan mungkin ibu merasa kesepian karena adikku satu - satunya bentar lagi kuliah ke Surabaya jadi ibu sendirian dirumah, mungkin dengan Za disana bisa membuat rumah menjadi ramai. Tapi maaf ya bu, kami benar - benar ga bisa jauh dari mba Za.
Akhirnya sms ibu jam 8 pagi baru aku balas jam 2 siang, abisnya bingung mo balas apa..alhamdulilah jawabanku bisa diterima ibu, . Yang pasti hari ini kami hanya ingin memeluk dan mencium mba Za seharian, rasanya kami hampir saja kehilangan mba Za...dan kami ga mau terulang lagi

5 komentar:

Me mengatakan...

Jauh dari anak, itu juga yg susah kubayangkan. Mama Za kayak aku, jauh di rantau (lebih jauh aku kan malah, ortu di Jawa , kami di Batam). Walau waktu itu msh muda, kami tetap nggak mau anakku harus diletak di Jawa. Susah payah ayo dilakoni suami & istri bareng.
Anak kan cahaya mata kita, kalau jauh, apalah jadinya?

Unknown mengatakan...

tanpa anak disamping kita kali aku dah ogah hidup huehue.... (hiperbolik ya)

Unknown mengatakan...

* mba ani,
thanks semangatnya...memang harus dilakoni

* mba lina,
tul...anak adalah segalanya.
sayang anak..sayang anak

Ina mengatakan...

Wah mamaeza aku merasa kita senasib sepenanggungan, senengnya ada temennya :)
Biarlah kita jauh dari saudara handai taulan, tapi anak harus ada di dekapan :)
Btw, yg kutahu beberapa temenku yg dari wilayah jatim, punya kebiasaan meninggalkan anaknya yg masih kecil di Jawa, dan krn sudah tradisi, mereka sante2 aja. Mereka yg di JKT santai, yg di jawa jg tak terbebani, malah seneng.

Anonim mengatakan...

sori stroberi deh kalo aku disuruh jauh dari umar...mati berdiri ajah deh..meski aku hanya berdua dengan bapaknya umar tanpa pembantu atau yang lain, urusan umar adalah tanggung jawab kami. jadi, mamo...semangat!!!